Selasa, 20 Maret 2012

BURUKNYA PENGELOLAAN SAMPAH PASAR DI INDONESIA S
Sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk daerah perkotaan serta beragam aktivitas yang dilakukan tentunya berimplikasi terhadap berbagai persoalan umum dalam pelayanan prasarana yang salah satunya adalah masalah persampahan. Sampah merupakan bagian sisa aktifitas manusia yang perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan terhadap kehidupan manusia maupun gangguan pada lingkungan seperti pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, menurunnya estetika dan sebagai pembawa penyakit. Untuk itu berbagai upaya pengelolaan sampah terus dilakukan namun sampai saat ini belum mencapai hasil yang optimal karena berbagai kendala masih dihadapi baik kendala ekonomi, sosial budaya maupun penerapan teknologi.
Berbagai kendala penanganan sampah tersebut selalu muncul kepermukaan dan menjadi masalah klasik bagi setiap kota di Indonesia. Hal ini karena sampah sangat terkait dengan jumlah penduduk dan aktivitas yang dihasilkan oleh penduduk itu sendiri. Makin besar jumlah penduduk tentunya aktivitas yang dihasilkan juga makin beragam sehingga timbulan sampah yang dihasilkan juga makin besar dan bervariasi. Secara umum timbulan sampah dapat dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti pemukiman, perindustrian, perkantoran, perdagangan dan pasar, pertokoan serta kawasan umum lainnya. Secara spesifik salah satu penghasil sampah seperti yang disebutkan diatas, berasal dari kegiatan perdagangan yang terdapat di pasar. Pasar merupakan tempat para penjual dan pembeli saling berhubungan dengan mudah untuk melakukan transaksi perdagangan (Ensklopedi Indonesia) atau dalam pengertian lain disebutkan bahwa pasar adalah tempat tertentu atau tetap, pusat memperjualbelikan dan biasanya barang keperluan hidup. Sebagai tempat perdagangan maka karakteristik sampah yang dihasilkan, didominan oleh sampah organik, basah dan mudah membusuk serta memiliki volume besar karena utamanya merupakan sampah yang berasal dari sayuran dan buah-buahan. Besarnya timbulan sampah yang dihasilkan tersebut, tentunya diperlukan penanganan dan pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik tersebut agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan pasar maupun sekitarnya. Pasar Induk Caringin merupakan salah satu pasar terbesar di Kota Bandung dan terletak di Kecamatan Babakang Ciparay dengan luas lahan mencapai 11 ha dan jumlah pedagang yang ditampung sebanyak 2.100 pedagang. Jenis kegiatan perdagangan di pasar ini adalah perdagangan grosir dan enceran yang melayani penduduk Kota Bandung dan sekitarnya dengan barang yang diperdagangankan meliputi sembilan bahan pokok (sembako), pakaian, kosmetik, elektronik dan lain sebagainya. Besarnya jumlah pedagang dan beragam jenis barang yang diperjualbelikan tersebut tentunya menghasilkan jumlah timbulann sampah yang bervariasi dan dalam jumlah yang cukup besar. Besarnya timbulan sampah yang dihasilkan dan dalam upaya mencegah permasalahan yang dapat terjadi dari aktivitas perdagangan tersebut maka Pemerintah Kota Bandung memandang perlu untuk melakukan kerjasama dengan pihak swasta atau pihak lain guna mengatasinya. telah melakukan berbagai upaya pengelolaan sampah, hal ini terlihat dari disediakannya wadah sampah bagi pedagang, terdapatnya petugas kebersihan pasar dan dibangunnya tempat pengelolaan sampah kompos yang terdapat di areal pasar dengan harapan sampah yang dihasilkan pedagang dapat tertangani secara baik dan dimanfatkan kembali. Namun demikian, upaya-upaya pengelolaan sampah tersebut masih menyisahkan permasalahan. Hal ini terlihat dari kondisi eksisting yang masih menyisahkan sampah yang berserakan pada areal Pasar Induk setelah melakukan aktivitas perdagangan. Salah satu permasalahannya adalah ketersediaan wadah sampah yang tidak sesuai dengan jumlah timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan. Secara spesifik sampah organik yang mudah membusuk dan bau idealnya menggunakan wadah sampah yang tertutup sedangkan sampah kertas dan lainnya dapat digunakan wadah sampah terbuka. Pasar Induk dalam penggunaan wadah sampah tidak dilakukan pemisahan berdasarkan komposisi sampah tersebut tetapi menggunakan kantong plastik sehingga apabila dilakukan pengumpulan dan volume sampahnya besar maka wadah tersebut akan robek dan menyebabkan sampah berserakan dilingkungan pasar. Terkait dengan permasalahan sampah Pasar yang belum tertangani secara baik karena masih menyisahkan sisa-sisa sampah yang berserakan pada areal kios, los ataupun tempat lain di sekitar Pasar Induk saat aktivitas perdagangan ataupun setelah aktivitas perdagangan maka dalam penelitian ini akan dilakukan kajian mengenai perencanaan sistem pewadahan Pasar Induk. Diharapkan dari kajian ini dapat membantu memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan sampah dengan cara penyediaan wadah yang didasarkan pada jenis dan komposisi sampah yang dihasilkan tersebut sehingga kebersihan dan kualitas lingkungan Pasar Induk tetap terjaga..

1 komentar:

  1. Alhamdulillah...
    Kak, artikelnya bermanfaat banyak buat saya . Saya ucapkan terima kasih . :)

    BalasHapus